METODOLOGI PENELITIAN
A.
Pembahasan
Jurnal “Metodologi Penelitian Sistem Informasi”
Artikel ini membahas
metodologi penelitian teoritis dalam disiplin sistem informasi. Ruang lingkup dari
disiplin yang muncul dari studi memiliki hubungan timbal balik yang, erat
dengan disiplin ilmu lainnya. Oleh karena itu, tradisi penelitian dalam
disiplin lain seperti Seringkali diadopsi dalam tradisi penelitian sistem
informasi. Artikel ini juga membahas Polarisasi metode penelitian kuantitatif
(pendekatan keras) dan kualitatif (pendekatan lunak) dalam informasi disiplin
sistem yang ada.
Dalam perspektif yang
berbeda, disiplin sistem informasi merupakan perkawinan antara disiplin
manajemen dan rekayasa serta memiliki hubungan yang erat dengan praktek di
lapangan. Posisi disiplin sistem informasi ini sejalan dengan definisi yang
dikembangkan oleh Association for
Computing Machinery (ACM), Asosiasi untuk Sistem Informasi (AIS) dan
Asosiasi Profesional Teknologi Informasi (AITP). Sebagai sebuah disiplin,
sistem informasi mepunyai dua bidang studi (Davis et al, 1997.): Akuisisi,
penggunaan, dan sumber daya manajemen dan layanan teknologi informasi, dan pengembangan
dan evolusi sistem infrastruktur dan teknologi untuk mendukung proses bisnis
dalam organisasi.
Isi dari jurnal
Metodologi Penelitian Sistem Informasi berisikan tentang bagaimana penelitian
menggunakan metode kuantitatif dan kualitatif dapat menghasilkan sistem
informasi yang meneydiakan informasi bagi perencanaaan, pengendalian dan
pengevaluasian serta dalam pengambilan keputusan. Sebelumnya, harus diketahui
adanya perbedaan antara metode kualitatif dan kuantitatif dalam penelitian.
Secara umum, metode kuantitatif adalah penelitian dengan suatu proses menemukan
pengetahuan yang menggunakan data berupa angka sebagai alat menganalisis
keterangan mengenai apa yang ingin diketahui.
Sedangkan metode
kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa
yang dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku, presepsi, motivasi,
tindakan, dan lain-lain. Secara holistic dan
dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks
khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode ilmiah.
Selain dari segi
pengertian, berikut ini merupakan perbedaan antara metode kualitatif dan
kuantitatif.

Kedua metode tersebut dapat digunakan secara
bersama untuk penelitian sistem informasi. Alasasan penggunaan metode
kuantitatif adalah dapat digunakan untuk menduga atau meramal, hasil analisis
dapat diperoleh dengan akurat, dapat digunakan untuk mengukur interaksi
hubungan antara 2 atau lebih variabel, dapat menyederhanakan masalah kompleks
dan rumit dari sebuah model. Selain alasan penggunaan metode
kuantitatif, terdapat alasan penggunaan metode kualitatif.
Ada lima alasan untuk menggunakan pendekatan kualitatif:
1. Untuk memahami bagaimana persepsi pengguna mengenai sistem, mengevaluasi sistem serta makna dari sistem bagi pengguna. Memahami perspektif pengguna biasanya sulit dilakukan semata-semata menggunakan pendekatan kuantitatif. Dengan menggunakan pendekatan kualitatif, peneliti dapat menggali penjelasan mengenai perilaku pengguna terhadap sistem, keberhasilan sistem serta kegagalan dari sebuah sistem yang diteliti.
2. Untuk memahami pengaruh sosial dan organisasional terhadap penggunaan sistem. Sistem informasi tidak berada dalam ruang kosong (vacuum). Implementasi, penggunaan, kesuksesan maupun kegagalannya terjadi dalam konteks sosial dan organisasi. Sebuah sistem tidak selalu memberikan hasil yang sama ketika diimplementasikan di tempat lain.
1. Untuk memahami bagaimana persepsi pengguna mengenai sistem, mengevaluasi sistem serta makna dari sistem bagi pengguna. Memahami perspektif pengguna biasanya sulit dilakukan semata-semata menggunakan pendekatan kuantitatif. Dengan menggunakan pendekatan kualitatif, peneliti dapat menggali penjelasan mengenai perilaku pengguna terhadap sistem, keberhasilan sistem serta kegagalan dari sebuah sistem yang diteliti.
2. Untuk memahami pengaruh sosial dan organisasional terhadap penggunaan sistem. Sistem informasi tidak berada dalam ruang kosong (vacuum). Implementasi, penggunaan, kesuksesan maupun kegagalannya terjadi dalam konteks sosial dan organisasi. Sebuah sistem tidak selalu memberikan hasil yang sama ketika diimplementasikan di tempat lain.
3. Menyelidiki proses sebab akibat. Penelitian
eksperimental dapat menunjukkan ada tidaknya hubungan kausal namun tidak bisa
memberikan alasan bagaimana proses kausal tersebut berlangsung. Di sinilah
kelebihan penelitian kualitatif dibandingkan eksperimental atau survei.
4. Memberikan evaluasi formatif (evaluasi yang bertujuan untuk memperbaiki sistem yang sedang dalam tahap pengembangan) dibandingkan hanya sekedar melakukan pengkajian.
4. Memberikan evaluasi formatif (evaluasi yang bertujuan untuk memperbaiki sistem yang sedang dalam tahap pengembangan) dibandingkan hanya sekedar melakukan pengkajian.
5. Meningkatkan utilisasi
dari hasil evaluasi. Setiap
manajer, pembuat kebijakan, perancang sistem dan praktisi seringkali mengalami
kesulitan menggunakan hasil studi kuantatif karena hal tersebut tidak terkati
dengan pemahaman mereka mengenai situasi yang sedang terjadi. Penelitian
kualitatif, sebaliknya, dapat meningkatkan kredibilitas dan kemanfaatan hasil
evaluasi untuk para pengembil keputusan.
“Shulman (1986) asserts that no single approach can capture the full set
of educational events and implies that the insufficiencies of particular
programs can be overcome through proper blending with the insufficiencies of
other programs. It seems that maybe the
results from a qualitative study can lead to the quantification of certain components
in order to conduct a quantitative study for a better understanding and
evaluation, or a small component of a cause and effect quantitative study can
be qualitatively studied to result in a better understanding of the cause and
effect results of a quantitative study.
A quantitative study can be conducted along with a qualitative study, or
qualitative with quantitative, but each approach should not be analyzed and
judged by the criteria associated with the other approach.”
Berdasarkan pernyataan
Shulman di atas, penggunaan kedua metode secara bersama akan menutupi kekurangan
dari masing-masing metode tersebut, selain itu juga akan menguatkan penelitian
dan mengahasilkan data yang baik nantinya.
Sumber:
1.
Hendro, yopi.2012.Jurnal “Metodologi Penelitian Sistem Informasi”
Vol.11/No.2. Medan:Jurnal SAINTIKOM
2.
Catherine.2010.International Journal of
Education “Quantitative and Qualitative Research : A View for Clarity”
Vol.2/No.2.Marcrothink Institute atau dapat di akses www.macrothink.org/ije
Komentar
Posting Komentar