Solusi Penanganan Limbah Yang Disebabkan Usaha Laundry

Deterjen termasuk limbah domestik yang berasal dari pemukiman dan lain-lain. Deterjen juga merupakan limbah pemukiman yang paling potensial mencemari air karena hampir setiap rumah tangga menggunakan deterjen, padahal limbah deterjen sangat sukar diuraikan oleh mikroorganisme. Bahan โ€“ bahan yang umum terkandung pada deterjen adalah :
  • Surfaktan (surface active agent) merupakan zat aktif permukaan yang mempunyai ujung yang berbeda yaitu hydrophile (suka air) dan hydrophobe (suka lemak). Bahan aktif ini berfungsi menurunkan tegangan permukaan air sehingga dapat melepaskan kotoran yang menempel pada permukaan bahan. Surfaktant terbagi atas jenis anionic sedangkan jenis kedua bersifat kationik (Garam Ammonium) dan jenis yang ketiga bersifat non ionic (Nonyl phenol polyethoxyle) serta Amphoterik (Acyl Ethylenediamines).
  • Builder (Permbentuk) berfungsi meningkatkan efisiensi pencuci dari surfaktan dengan cara menonaktifkan mineral penyebab kesadahan air, dapat berupa Phosphates, Asetat, Silikat dan Sitrat (asam sitrat).
  • Filler (pengisi) adalah bahan tambahan deterjen yang tidak mempunyai kemampuan meningkatkan daya cuci, tetapi menambah kuantitas atau dapat memadatkan dan memantapkan sehingga dapat menurunkan harga, misal Sodium sulfat.
  • Additives adalah bahan tambahan untuk membuat produk lebih menarik, misalnya pewangi, pelarut, pemutih, pewarna dan sebagainya yang tidak berhubungan langsung dengan daya cuci deterjen. Additives ditambahkan lebih untuk maksud komersialisasi produk.
Untuk solusi dari pembuangan limbah kimia akibat laundry di Kota Yogyakarta Kepala Badan Lingkungan Hidup Kota Yogyakarta menyatakan, BLH bekerjasama dengan Dinas Ketertiban untuk menangani masalah limbah tersebut. Biasanya usaha laundry yang besar sudah mempunyai pengolahan limbah sendiri.
1.       Usaha laundry diharuskan menggunakan deterjen yang memiliki kadar bahan kimianya rendah. Hal tersebut bertujuan supaya limbah yang dihasilkan kandungan kimianya tidak terlalu tinggi dan tidak merusak serta mencemari air tanah pada saat pembuangan limbah.
2.      Terdapat proses pembuangan limbah yang benar, yaitu melakukan penetralan terlebih dahulu. Penetralandapat dilakukan dengan menampung limbah hasil laundry ke dalam bak penampungan lalu dicampurkan tawa yang berfungsi untuk mengurangi kadar kimia dan disaring. Hasil limbah yang sudah disaring dapat langsung dibuang ke tanah.
3.   Cara yang paling sederhana mengatasi pencemaran limbah deterjen adalah dengan menanami selokan dengan tanaman air yang bisa menyerap zat pencemar. Tanaman yang bisa digunakan, antara lain jaringao, Pontederia cordata (bunga ungu), lidi air, futoy ruas, Thypa angustifolia (bunga coklat), melati air dan lili air. Cara ini sangat mudah, tapi hanya bisa menyerap sedikit zat pencemar dan tak bisa menyaring lemak dan sampah hasil dapur yang ikut terbuang ke selokan. Cara yang lebih efektif adalah membuat instalasi pengolahan yang sering disebut dengan sistem pengolahan air limbah (SPAL). Instalasi SPAL terdiri dari dua bagian, yaitu bak pengumpul dan tangki resapan. Di dalam bak pengumpul terdapat ruang untuk menangkap sampah yang dilengkapi dengan kasa 1 cm persegi, ruang untuk penangkap lemak, dan ruang untuk menangkap pasir. Tangki resapan dibuat lebih rendah dari bak pengumpul agar air dapat mengalir lancar. Di dalam tangki resapan ini terdapat arang dan batu koral yang berfungsi untuk menyaring zat-zat pencemar yang ada dalam limbah deterjen.
Sumber :

Yuda, I Made Elpera.2013.Peran Badan Lingkungan Dalam Pengawasan Kegiatan Usaha Laundry Sebagai Upaya Pengendalian Pencemaran Lingkungan Di Yogyakarta. Yogyakarta:Universitas Atma Jaya, diunduh pada http://e-journal.uajy.ac.id/5022/1/JURNAL%20SKRIPSI.pdf

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

KONSEP DASAR PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

Penjelasan ISO, UU No.19, HAKI